1.
Bagaimana budaya organisasi bisa mempengaruhi perilaku
etis!
Pada dasarnya budaya organisasi itu bisa mempengaruhi
perilaku etis dari adanya beberapa faktor dimana faktor tersebut dapat
mempengaruhi budaya organisasi terhadap perilaku etis seseorang. Dan berikut
ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi budaya organisasi terhadap perilaku etis seseorang,
yaitu :
a.
Individu
Faktor individu ini sangat mempengaruhi pada dasar pembentukan perilaku etis seseorang dimana tingkat pengetahuan, nilai-nilai moral yang tertanam pada diri, sikap dan perilaku dari pribadi seseorang yang akan membentuk suatu cara hidup yang berkembang dalam kegiatan berkelompok yang akan terbentuk nantinya dalam suatu organisasi. Jadi faktor individu adalah bagian dasar yang sangat berpengaruh dalam pembentukkan perilaku etis seseorang.
Faktor individu ini sangat mempengaruhi pada dasar pembentukan perilaku etis seseorang dimana tingkat pengetahuan, nilai-nilai moral yang tertanam pada diri, sikap dan perilaku dari pribadi seseorang yang akan membentuk suatu cara hidup yang berkembang dalam kegiatan berkelompok yang akan terbentuk nantinya dalam suatu organisasi. Jadi faktor individu adalah bagian dasar yang sangat berpengaruh dalam pembentukkan perilaku etis seseorang.
b. Sosial
Faktor sosial ini juga membuat pembentukan pada perilaku etis seseorang
dimana budaya organisasi muncul dari adanya perkumpulan sosial yang membentuk
norma budaya, keputusan, tindakan dan perilaku rekan kerja, serta nilai moral
dan sikap kelompok yang saling berinteraksi. Jadi faktor sosial merupakan juga
bagian dasar setelah faktor individu yang berpengaruh dalam pembentukan
perilaku etis seseorang dari budaya organisasi yang sudah ada sejak dahulu.
c. Kesempatan/Peluang
kebebasan yang
‘diberikan’ organisasi pada setiap karyawan untuk berperilaku tidak etis. Hal
ini tercermin pada kebijakan, prosedur, dan kode etik organisasional.
Maka bisa diambil
kesimpulan bahwa budaya organisasi bisa mempengaruhi perilaku etis itu melalui
faktor individu dan faktor sosial dimana dari faktor-faktor tersebut sangat
berperan penting dalam pembentukan sikap perilaku seseorang dalam berorganisasi
sehingga dapat dijadikan budaya organisasi.
2.
Gambarkan faktor-faktor yang mepengaruhi
perilaku etis dan tidak etis!
Penelitian mengenai faktor-faktor
yang memengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang,
baik akuntan ataupun mahasiswa dilakukan oleh
Mudrack (1993); Mueller dan Clarke (1998); Maryani & Ludigdo (2001); Reiss
& Mitra (1998); Nugrahaningsih (2005); Ustadi dan Utami (2005); Tikollah,
Triyuwono, dan Ludigdo (2006); Fatmawati (2007). Penelitian-penelitian tersebut
menggunakan beberapa variabel atau faktor yang memengaruhi perilaku etis antara
lain: gender, locus of control, equity sensitivity, pengalaman kerja, umur atau
usia, dan kecerdasan (kecerdasan intelektualitas, emosional dan spiritual).
3.
Faktor apakah yang mempengaruhi etika
secara international!
a. Faktor Individual, menyangkut apakah seseorang akan berbohong mengenai
rekening pengeluaran, mengatakan rekan sejawat sedang sakit karena tidak ada di
tempat kerja, menerima suap, mengikuti saran teman sekerja sekalipun melampaui
perintah atasan.
b. Faktor Organisasional, masalah etis muncul apabila seseorang atau kelompok
orang ditekan untuk mengabaikan atau memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh
sejawat demi kepentingan keharmonisan perusahaan atau jika seorang karyawan
disuruh melakukan perbuatan yang tidak sah demi keuntungan unit kerjanya.
c. Faktor Asosiasi, seorang akuntan, penasihat,dokter, dan konsultan manajer
harus melihat anggaran dasar atau kode etik organisasi profesinya sebagai
pedoman sebelum ia memberikan saran pada kliennya.
d. Faktor Masyarakat, hukum, norma, kebiasaan dan tradisi menentukan perbuatan
yang dapat diterima secara sah.
e. Faktor Internasional, masalah-msalah etis menjadi lebih rumit untuk
dipecahkan karena faktor nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut
berperan.
4. Jelaskan
cara menggunakan proses seleksi karyawan untuk mendorong perilaku etis!
Penampilan karyawan, baik yang bersifat fisik maupun
mental, memiliki pengaruh bagi pembentukan citra perusahaan. Oleh karena itu
etika yang baik perlu benar-benar ditanamkan dalam perilaku karyawan. Bagaimana
mewujudkannya, berikut ini kami sampaikan tujuh cara untuk mendorong perilaku
etis karyawan.
a.
Berilah teladan
perilaku yang Anda harapkan dari bawahan
b.
Kembangkanlah Kode
etik formal yang tertulis
c.
Hukumlah setiap
karyawan yang melanggar kode etik
d.
Adakan sesi
pelatihan mengenai bagaimana mengatasi situasi tidak etis
e.
Dengarkanlah
karyawan yang mempunyai keluhan sebelum mereka menyebarkannya keluar
f.
Tetapkanlah
standar seleksi dan promosi yang mengukuhkan perilaku etik
g.
Tetapkanlah etika
dan moralitas sebagai bahan pokok dalam kultur perusahaan