Selasa, 19 November 2013

Etika Profesi Akuntansi (Tugas 3)

Diposting oleh nadiapucino di 07.04 0 komentar
1.        Bagaimana  budaya organisasi bisa mempengaruhi perilaku etis!

Pada dasarnya budaya organisasi itu bisa mempengaruhi perilaku etis dari adanya beberapa faktor dimana faktor tersebut dapat mempengaruhi budaya organisasi terhadap perilaku etis seseorang. Dan berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi  budaya organisasi terhadap perilaku etis seseorang, yaitu : 
a.     Individu 
Faktor individu ini sangat mempengaruhi pada dasar pembentukan perilaku etis seseorang dimana tingkat pengetahuan, nilai-nilai moral yang tertanam pada diri, sikap dan perilaku dari pribadi seseorang yang akan membentuk suatu cara hidup yang berkembang dalam kegiatan berkelompok yang akan terbentuk nantinya dalam suatu organisasi. Jadi faktor individu adalah bagian dasar yang sangat berpengaruh dalam pembentukkan perilaku etis seseorang. 
b.    Sosial 
Faktor sosial ini juga membuat pembentukan pada perilaku etis seseorang dimana budaya organisasi muncul dari adanya perkumpulan sosial yang membentuk norma budaya, keputusan, tindakan dan perilaku rekan kerja, serta nilai moral dan sikap kelompok yang saling berinteraksi. Jadi faktor sosial merupakan juga bagian dasar setelah faktor individu yang berpengaruh dalam pembentukan perilaku etis seseorang dari budaya organisasi yang sudah ada sejak dahulu.
c.    Kesempatan/Peluang
kebebasan yang ‘diberikan’ organisasi pada setiap karyawan untuk berperilaku tidak etis. Hal ini tercermin pada kebijakan, prosedur, dan kode etik organisasional.

Maka bisa diambil kesimpulan bahwa budaya organisasi bisa mempengaruhi perilaku etis itu melalui faktor individu dan faktor sosial dimana dari faktor-faktor tersebut sangat berperan penting dalam pembentukan sikap perilaku seseorang dalam berorganisasi sehingga dapat dijadikan budaya organisasi.

2.        Gambarkan faktor-faktor yang mepengaruhi perilaku etis dan tidak etis!
Penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang,
baik akuntan ataupun mahasiswa dilakukan oleh Mudrack (1993); Mueller dan Clarke (1998); Maryani & Ludigdo (2001); Reiss & Mitra (1998); Nugrahaningsih (2005); Ustadi dan Utami (2005); Tikollah, Triyuwono, dan Ludigdo (2006); Fatmawati (2007). Penelitian-penelitian tersebut menggunakan beberapa variabel atau faktor yang memengaruhi perilaku etis antara lain: gender, locus of control, equity sensitivity, pengalaman kerja, umur atau usia, dan kecerdasan (kecerdasan intelektualitas, emosional dan spiritual).



3.        Faktor apakah yang mempengaruhi etika secara international!
a.    Faktor Individual, menyangkut apakah seseorang akan berbohong mengenai rekening pengeluaran, mengatakan rekan sejawat sedang sakit karena tidak ada di tempat kerja, menerima suap, mengikuti saran teman sekerja sekalipun melampaui perintah atasan.
b.   Faktor Organisasional, masalah etis muncul apabila seseorang atau kelompok orang ditekan untuk mengabaikan atau memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh sejawat demi kepentingan keharmonisan perusahaan atau jika seorang karyawan disuruh melakukan perbuatan yang tidak sah demi keuntungan unit kerjanya.
c.    Faktor Asosiasi, seorang akuntan, penasihat,dokter, dan konsultan manajer harus melihat anggaran dasar atau kode etik organisasi profesinya sebagai pedoman sebelum ia memberikan saran pada kliennya.
d.   Faktor Masyarakat, hukum, norma, kebiasaan dan tradisi menentukan perbuatan yang dapat diterima secara sah.
e.    Faktor Internasional, masalah-msalah etis menjadi lebih rumit untuk dipecahkan karena faktor nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut berperan.


4.      Jelaskan cara menggunakan proses seleksi karyawan untuk mendorong perilaku etis!
Penampilan karyawan, baik yang bersifat fisik maupun mental, memiliki pengaruh bagi pembentukan citra perusahaan. Oleh karena itu etika yang baik perlu benar-benar ditanamkan dalam perilaku karyawan. Bagaimana mewujudkannya, berikut ini kami sampaikan tujuh cara untuk mendorong perilaku etis karyawan.
a.      Berilah teladan perilaku yang Anda harapkan dari bawahan
b.      Kembangkanlah Kode etik formal yang tertulis
c.       Hukumlah setiap karyawan yang melanggar kode etik
d.      Adakan sesi pelatihan mengenai bagaimana mengatasi situasi tidak etis
e.       Dengarkanlah karyawan yang mempunyai keluhan sebelum mereka menyebarkannya keluar
f.       Tetapkanlah standar seleksi dan promosi yang mengukuhkan perilaku etik
g.      Tetapkanlah etika dan moralitas sebagai bahan pokok dalam kultur perusahaan


Rabu, 23 Oktober 2013

Etika Profesi Akuntansi (Tulisan)

Diposting oleh nadiapucino di 01.47 0 komentar
Tulisan Etika Profesi Akuntansi

1.      Berikan contoh skandal etika di bidang akuntansi (acconting scandal) yang terjadi baru-baru ini!

      Contoh Kasus 1
Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntut Ahmad Fathanah dalam kasus dugaan suap pengaturan kuota impor daging sapi selama 7 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp 500 juta susider 6 bulan kurungan penjara. Kemudian dalam kasus dugaan tindak pidana pencucian uang, Fathanah dituntut 10 tahun penjara dan dena Rp 1 miliar subsider 1 tahun 6 bulan kurungan. 
"Meminta majelis hakim pengadilan tindak pidana korupsi menjatuhkan pidana terhadap terdakwa hukuman 7 tahun 6 bulan penjara ditambah denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan. Menyatakan terdakwa tebukti melakukan tindak pidana pencucian uang," ujar Jaksa Rini Triningsih saat membaca tuntutan Fathanah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (21/10/2013). 
Teman dekat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq itu dianggap terbukti bersama-sama Luthfi menerima uang Rp 1,3 miliar dari Direktur PT Indoguna Utama terkait kepengurusan kuota impor daging sapi. Jaksa juga menganggap Fathanah terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang dengan menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membayarkan, dan membelanjakan harta kekayaan yang nilainya mencapai Rp 38,709 miliar. 
"Terdakwa pada Januari 2011 sampai Januari 2013 melakukan tindak pidana pencucian uang sebanyak Rp 38,709 miliar dari beberapa perbuatan," kata Ronald Worotikan. Dalam hal ini, Jaksa mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan Fathanah yaitu perbuatannya dianggap berdampak buruk pada peternak lokal. Kemudian Fathanah alias Olong juga pernah melakukan tindak kejahatan di Australia. Adapun hal-hal yang meringankan yaitu Fathanah berlaku sopan selama persidangan dan memiliki tanggungan keluarga.

Komentar:
Kasus suap ini seharusnya tidak boleh terjadi. Sebaiknya setiap pengusaha, pejabat, para akuntan, dan lain-lain memiliki pengetahuan, pemahaman dan menerapkan etika secara mendalam dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya. Pekerjaan seorang profesional harus dikerjakan dengan sikap profesional pula, dengan sepenuhnya melandaskan pada standar moral dan etika tertentu. Kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka terhadap persoalan etika juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada. Pada kasus ini prinsip-prinsip etika yang dilanggar antara lain yaitu:
a.    Prinsip Integritas : Kasus yang dilakukan oleh Ahmad  Fathanah dapat dikatakan  tidak adil dan jujur dalam melaksanakan tugasnya.
b.    Prinsip perilaku profesional : Ahmad Fathanah tidak konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai pejabat PKS yang telah melanggar etika profesi.
c.    Prinsip standar teknis : Ahmad Fathanahtidak mengikuti undang-undang yang berlaku sehingga tidak menunjukkan sikap profesionalnya sesuai standar teknis dan standar profesional yang relevan


Contoh Kasus 2
Muchtar Muis, mantan Wakil Bupati Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi dituntut empat tahun penjara oleh jaksa penuntut umum dalam sidang tindak pidana korupsi (tipikor) di Pengadilan Negeri Jambi, Senin (21/10).
Jaksa menyatakan Muchtar Muis bersalah dalam kasus korupsi pembangunan jaringan dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang merugikan APBD Pemkab Muarojambi sebesar Rp 4,5 miliar Tahun 2004 silam.
Muchtar Muis bertahun-tahun tidak tersentuh proses hukum dalam kasus korupsi gara-gara masalah izin Presiden yang tidak kunjung sampai ke Jambi, juga diganjar jaksa untuk membayar denda sebesar Rp 200 juta, subsidair enam bulan penjara.
Menurut catatan Media, dalam kasus korupsi serupa, mantan Bupati Muarojambi As’ad Syam, dan Sudiro Lesmana, kontraktor asal Jakarta yang diberi kepercayaan mengerjakan proyek senilai Rp14 miliar tersebut sudah menjalani hukuman semenjak 2009 lalu, masing-masing empat tahun dan enam tahun penjara.
Menanggapi tuntutan JPU tersebut, di hadapan Majelis Hakim yang dipimpin Eliwarti SH, Muchtar Muis akan memberikan pembelaan pada sidang lanjutan 28 Oktober 2013 pekan depan. (Solmi)

Contoh Kasus 3
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyatakan kasus korupsi pengadaan simulator SIM yang menyeret mantan Kakorlantas Irjen Pol Djoko Susilo menunjukkan kegagalan pengawas internal (paminal) Polri dalam menjalankan tugasnya.
"Dalam kasus ini, pengawas internal seolah tidak melaksanakan fungsinya. Kami harap ini tidak terjadi lagi," kata anggota Kompolnas Hamidah Abdurrahman di Jakarta, Rabu. Dia mengharapkan ke depan proses tender pengadaan barang dan jasa di internal Polri bisa berjalan secara transparan. "Proses pengadaan barang dan jasa harus bisa akuntabel oleh lembaga pengawas internal yang profesional," katanya. Oleh karena itu, menurut dia pengawasan di tubuh Polri perlu lebih ditingkatkan.
Pada Selasa (3/9),terdakwa kasus korupsi pengadaan "driving" simulator uji klinik pengemudi roda dua dan empat tahun anggaran 2011, mantan Kepala Korps Lalu Lintas Irjen Pol Djoko Susilo divonis 10 tahun penjara.


Etika Profesi Akuntansi (Tugas 2)

Diposting oleh nadiapucino di 01.45 0 komentar
Nama   : Nadia Putri Dewinasari
Npm    : 24210897
Ke;as   : 4eb18
Tugas Etika Profesi Akuntansi
1.      Jelaskan faktor-faktor yang  menentukan intesitas etika dari keputusan!
Intensitas etika tergantung kepada enam faktor, yaitu:
1)      Besarnya akibat, adalah jumlah kerugian atau keuntungan yang dihasilkan dari suatu keputusan etika. Makin banyak orang yang dirugikan atau semakin besar kerugian yang diderita oleh orang-orang itu, maka semakin besar akibatnya.
2)      Kesepakatan sosial, adalah kesepakatan apakah suatu perilaku itu baik atau buruk. Sebagai contoh, selain dari tindakan mempertahankan diri, banyak orang belum sepakat apakah membunuh adalah salah. Namun, banyak orang belum sepakat terhadap aborsi atau hukuman mati.
3)    Kemungkinan akibat, adalah kesempatan dimana sesuatu akan terjadi dan mengakibatkankerugian bagi orang lain. Misalnya, kemungkinan akibat adalah rokok. Kita tahu bahwa merokok akan meningkatkan kemungkinan  terjadinya serangan jantung, penyakit kanker, paru-paru, impotensi, dan gangguan janin.
4)     Kesiapan sementara, adalah waktu diantara tindakan dengan akibat yang ditimbulkannya. Kesiapan sementara lebih kuat apabila manajer harus memberhentikan karyawan mingggu depan dibandingkan dengan tiga bulan kedepan.
5)     Kedekatan akibat, adalah jarak sosial, kejiwaan, budaya, atau fisik dari pengambil keputusan dengan mereka yang terkena dampak dari keputusannya.
6)   Konsentrasi akibat, adalah seberapa besar suatu tindakan mempengaruhi rata-rata orang misalnya, menipu 10 investor masing-masing senilai $10.000, menghasilkan konsentrasi akibat yang lebih besar dari pada menipu 100 investor dengan masing-masing senilai $1.000

2.      Jelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang etis!
Keputusan etis merupakan suatu keputusan yang harus dibuat oleh setiap profesional yang mengabdi pada suatu bidang pekerjaan tertentu, contohnya dalam bidang akuntansi. Di Amerika pernah dilakukan survey O‟Clock dan Okleshen (1993) dalam Darsinah (2005) (dikutip oleh Devaluisa, 2009) yang menemukan bahwa profesi akuntan dianggap sebagai salah satu profesi yang paling etis. Oleh karena itu dalam membuat suatu keputusan etis, seorang profesional akuntansi pasti akan mengacu pada kode etik profesi.
Dua prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etis dalam pengambilan  keputusan (Nofieiman, 2006) yaitu :
1.  Prinsip Consequentialist Konsep etika yang berfokus pada konsekuensi pengambilan keputusan. Artinya ialah keputusan  dinilai etis atau tidak berdasarkan konsekuensi (dampak) keputusan tersebut.
2. Prinsip Nonconsequentialist Terdiri  dari rangkaian  peraturan  yang  digunakan sebagai  petunjuk/panduan  pengambilan  keputusan  etis dan berdasarkan alasan bukan akibat (konsekuensi).
a.       Prinsip Hak  Menjamin hak asasi manusia. Hak ini berhubungan dengan kewajiban untuk tidak saling  melanggar hak orang lain.
b.      Prinsip Keadilan  Keadilan biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran,dan kesamaan

     3.    Jelaskan suap (bribey) merupakan suatu tindakan yang tidak etis dengan memberikan sebuah contoh!
Bribery ( suap ) adalah tindakan membayar uang secara ilegal untuk mendapatkan keuntungan atau kemudahan dalam proses birokrasi. Bribery merupakan suatu tindakan yang sangat tidak etis karena berlawanan dengan hukum dan sangat tidak dibenarkan oleh hukum. Tindakan bribery ini sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Selain itu, suap menyuap juga menjadikan biaya operasional pemerintahan menjadi membengkak. Anggaran yang seharusnya diprioritaskan untuk kesejahteraan masyarakat, malah masuk ke kantong-kantong pribadi pejabat, atau memperkaya diri sendiri.

Contohnya:
September tahun 2001, KPMG-Siddharta &harsono terbukti menyuap aparat pajak di indonesia sebesar US$ 75 ribu. Untuk menyiasati pengeluaran ini, diterbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT. Easman Christensen, anak perusahaan Baker Huges Inc. Yang tercatat dibursa New York.
Kasus penyuapan pajak ini terkuak dari, penasihat anti suap baker ternyata yang khawatir dengan perilaku anak perusahaannya. Maka, untuk mengantisipasi resiko-resiko lebih besar, Baker melaporkan secara suka relakasus ii dan mencatat para eksekutifnya.
Badan pengawas pasar modal AS, Securities & exchange commission, menjeratnya dengan Foreign Corrupt Practices Act, undang-undang anti korupsi buat perusahaan Amerika di luar negeri. Akibatnya, hampir saja Baker dan KPMG terseret ke pengadilan distrik Texas. Namun, oleh karena permohonan aker dan itikad baiknya telah melaporkan kasus ini secara sukarela, kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan.


Selasa, 24 September 2013

Etika Profesi Akuntansi (Tugas 1)

Diposting oleh nadiapucino di 21.21 0 komentar
Tugas : 24 September 2013
Nama : Nadia Putri Dewinasari
Npm  : 24210897
Kelas : 4eb18

1.      Apa yang dimaksud dengan etika?
Jawaban:  
·     Kata etika berasal dari kata “ethos” yang dalam bahasa Yunani artinya “kebiasaan atau karakter” (Siagian, 1996: 3). Ia merupakan cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
·      Etika merupakan filsafat  atau pemikiran kritis  dan mendasar tentang  ajaran­ajaran dan  pandangan­pandangan moral (Suseno, 1987). Menurut  kamus  besar bahasa Indonesia (1995), etika ialah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
·        Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata etika mempunyai tiga makna yang salah satunya adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sedangkan menurut Bertens (2004: 32), arti etika dapat dianalisis dari dua sudut pandang, yaitu etika sebagai praksis dan etika sebagai refleksi. Etika sebagai praksis berarti nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktikkan atau justru tidak dipraktikkan walaupun seharusnya dipraktikkan. Sebagai refleksi, etika merupakan pemikiran moral. Dalam etika sebagai refleksi, kita berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pedoman bagi seseorang mengenai baik buruknya atau benar salahnya suatu perbuatan.
·     Di Indonesia etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila berarti dasar, kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar, dan bagus. Selanjutnya, selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang disebut dengan kaidah profesional yang khusus berlaku dalam kelompok profesi yang bersangkutan. Oleh karena merupakan konsensus, maka etika tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal dan selanjutnya disebut sebagai kode etik. Sifat sanksinya berupa moral psikologi, yaitu dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang bersangkutan.
·    Menurut Aristoteles: di dalam bukunya yang berjudul Etika Nikomacheia, Pengertian etika dibagi menjadi dua yaitu, Terminius Technicus yang artinya etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. dan yang kedua yaitu, Manner dan Custom yang artinya membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.

 2.      Bagaimanakah tahap perkembangan moral, karakteristik individu, dan variabel struktural mempengaruhi  keputusan manajer untuk  berprilaku etis dan tidak etis?
 Jawaban :
Perkembangan moral merupakan karakteristik personal yang dipengaruhi faktor kondisional, hal ini terlihat bahwa perkembangan moral berkembang selaras dengan bertambahnya usia, dimana diasumsikan bahwa seseorang semakin banyak mendapatkan pengalaman dengan bertambahnya usia. Semakin baik perkembangan moral seseorang yang diukur dengan Defining Issue Test (DIT) (Rest, [1979]), maka semakin dapat berperilaku etis (Trevino, [1986]; Trevino dan Youngblood, [1990]). Namun demikian, hasil penelitian Sweeney dan Roberts [1997] menemukan bahwa perkembangan moral tidak berpengaruh terhadap perilaku etis.

Menurut Sweeney dan Roberts [1997] hal ini disebabkan adanya variabel kontinjen yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan etis seseorang. Faktor kontinjen yang dimaksud adalah faktor kondisional yaitu penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) (Hegarty & Sims, 1978). Kedua faktor ini merupakan bagian dari kebijakan dan sistem pengendalian dalam sebuah organisasi. Individu yang menjadi sebuah anggota organisasi harus dibatasi oleh kebijakan yang dibuat oleh manajemen organisasi.

 3.        Apa kode etik itu dan bagaimana cara meningkatkan keefektifannya?
 Jawaban :
Kode etik ialah norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan  dengan kliennya, antara akuntan dengan sejawat, dan antara profesi dengan masyarakat (Sriwahjoeni, 2000).
Menurut saya cara meningkatkan keefektifan kode etik adalah dengan cara, setiap suatu profesi yang berkepentingan terhadap kode etik harus memenuhi prinsip kode etik, yaitu:
1.      Prinsip tanggung jawab
2.      Prinsip keadilan
3.      Prinsip otonomi
4.      Prinsip integritas moral

 4.        Bagaimana manager mengambil keputusan yang etis?
Jawaban :
 Keputusan etis merupakan suatu keputusan yang harus dibuat oleh setiap profesional yang mengabdi pada suatu bidang pekerjaan tertentu, contohnya dalam bidang akuntansi. Di Amerika pernah dilakukan survey O‟Clock dan Okleshen (1993) dalam Darsinah (2005) (dikutip oleh Devaluisa, 2009) yang menemukan bahwa profesi akuntan dianggap sebagai salah satu profesi yang paling etis. Oleh karena itu dalam membuat suatu keputusan etis, seorang profesional akuntansi pasti akan mengacu pada kode etik profesi.
Dua prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etis dalam pengambilan  keputusan (Nofieiman, 2006) yaitu :
a.       Prinsip Consequentialist Konsep etika yang berfokus pada konsekuensi pengambilan keputusan. Artinya ialah keputusan  dinilai etis atau tidak berdasarkan konsekuensi (dampak) keputusan tersebut.
b.  Prinsip Nonconsequentialist Terdiri  dari rangkaian  peraturan  yang  digunakan sebagai  petunjuk/panduan  pengambilan  keputusan  etis dan berdasarkan alasan bukan akibat (konsekuensi).
a)   Prinsip Hak  Menjamin hak asasi manusia. Hak ini berhubungan dengan kewajiban untuk tidak saling  melanggar hak orang lain.
b)     Prinsip Keadilan  Keadilan biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran,dan kesamaan
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku etis adalah sebagai berikut :
1.      Tekanan atasan terhadap karyawan yang menyangkut perintah melanggar aturan.
2.       Pengaruh rekan kerja, atasan dan pasangan perkawinan.
3.       Sistem informal dalam perusahaan.
4.        Kondisi kritis perusahaan.

 5.       Jelaskan faktor-faktor yang menentukan intensitas etika dan dari keputusannya!
Jawaban :
Banyak berbagai pertanyaan mengenai “faktor-faktor apa saja yang menjadi penentu atau mempengaruhi pengambilan keputusan tidak etis atau pelanggaran terhadap etika” (Hegarty dan Sims, 1978). Trevino dan Youngblood, [1990] menyatakan bahwa terdapat dua pandangan mengenai faktorf aktor yang mempengaruhi tindakan tidak etis yang dibuat oleh seorang individu. Pertama, pandangan yang berpendapat bahwa tindakan atau pengambilan keputusan tidak etis lebih dipengaruhi oleh karakter moral individu. Kedua, tindakan tidak etis lebih dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya sistem reward dan punishment perusahaan, iklim etis organisasi dan sosialisasi kode etik profesi oleh organisasi dimana individu tersebut bekerja.
Faktor-faktor karakteristik individu yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis antara lain tahapan perkembangan moral (Trevino, [1986]; Trevino dan Youngblood, [1990]), gender (Hegarty dan Sims [1978]), locus of control (Hegarty dan Sims [1978]; Jones dan Kavanagh, [1996]; Trevino dan youngblood, [1990]), sifat Machiavellian (Richmond, [2003]; Hegarty dan Sims, [1978] dan Jones dan Kavanagh, [1996]).Faktor organisasional, kultural atau situasional, yang dianggap berpengaruh antara lain persaingan (Hegarty dan Sims [1978]), pengaruh managerial organisasi (Jones dan Kavanagh, [1996]), Kebijakan organisasi (Hegarty dan Sims [1979]), pengalaman kerja (Jones dan Kavanagh, [1996]), dan sistem reward (Hegarty dan Sims [1978]). Variabel-variabel tersebut diprediksikan memberikan pengaruh pada pengambilan keputusan etis seorang individu.

Kondisi yang diperlukan untuk memasukkan etika kedalam pengambilan keputusan, yaitu :
     (1)   kultur organisasional harus mendukung pembuatan keputusan etis
     (2)   manajer harus memilikialat (ethics tools) untuk melakukan evaluasi terhadap dimensi etika dari suatu keputusan.

Sumber :
  1. http://stiepena.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/pena-fokus-vol-2-no-1-1-10.pdf
  2. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=15&cad=rja&ved=0CEcQFjAEOAo&url=http%3A%2F%2Fjimfeb.ub.ac.id%2Findex.php%2Fjimfeb%2Farticle%2Fdownload%2F309%2F256&ei=y3pBUruhBI_QrQfiloCABQ&usg=AFQjCNFeB6vbQw2IBCJpR4-4SZECrcvVSA&sig2=gYafiA2WIC3Qd2n8Wze9cg&bvm=bv.52434380,d.bmk
  3. http://virgyviolet.blogspot.com/2012/11/etika-profesi-akuntansi.html
  4. http://smartaccounting.files.wordpress.com/2011/03/k-amen04.pdf



Rabu, 26 Juni 2013

Tulisan 10

Diposting oleh nadiapucino di 22.49 0 komentar

HONEST
If in fact you have chosen him
Say it with sejujujurnya
I will let go
With a million stories
Painful in the heart
sometimes expecting
Is impossible
And can not happen in this life
But I just want honesty
If indeed he should be an option your heart
I do not why ...
Indeed, love can not be in force
And maybe you were not created for me.
SORRY IF I misjudged ..

Tulisan 9

Diposting oleh nadiapucino di 22.46 0 komentar

I'm sorry
I'm sorry to go ...
Leave the question unanswered ....
Not because I do not want to care anymore ....
But I was afraid to hurt more deeply ....
In the name of love and my dear .....
Let me tuk passed .... you ...
Let me live and breath tuk looking .....
That I've been looking for ... and I miss ....
I hope you would understand ....
Will my idea .. inginku .. and my desires ...
I wanted to reach a real dream .....
And not just a figment of the imagination ....
Sorry.

Senin, 24 Juni 2013

Tulisan 8

Diposting oleh nadiapucino di 04.16 0 komentar

Is Rain

in the quiet corner of your eye
born small lake

blue sky on your eyelids
black clouds brood

tatapmu is raining
kissed the ground roomy chest

bisikmu is raining
drizzle over dry my memory

Tulisan 7

Diposting oleh nadiapucino di 03.59 0 komentar

knows what to do for you love
Actually I do not want to disappoint you and
Actually I want to make you smile without the slightest compulsion

But sometimes this feeling makes me doubt
which sometimes indecisive with attitude
I love but you ignore
I love you but you ignore
I have real love
HUNNY just for you ..
But if this is how I also started to not stand
And I'm afraid not able to survive ..

Tulisan 6

Diposting oleh nadiapucino di 03.45 0 komentar


You are spoiled


when I search for the meaning of true love
I give to you sweetheart
I love you
dearest to you
you're my only desire is forever

You are spoiled and cheerful
always coloring my life
I'm happy near you
I want to be with you pobud

Tulisan 5

Diposting oleh nadiapucino di 01.01 0 komentar

Stress Free After Breakout

Your parting with former lover result in protracted agony prolonged stress also. You should get up and go back to live. These tips:


  Accept
The first time you have to do is accept the decision already made. When deciding separated, and former lover You must have been through a lot and has many judgments phase. To accept the situation.
Keep your distance
It is not intended to sever the ties silaturahmi. But after the break, you should keep a distance and first lover.
Your emotional state and he has not been stable. Do not get meetings is not necessary and thus make your ex will regret the decision later.
Stop blaming
Emotional state will continue uninterrupted if you continue to discuss the former offense or offenses yourself. Never again fixated on the past. If indeed you do have errors in past relationships, do not blame yourself anymore. Adjust yourself to run a successful relationship in the future.
Enjoy the solitude
Do not be in a hurry to start a new relationship. Do not even start the relationship for cause loneliness. Try to enjoy solitude in advance. It's time you enjoy your time with friends family. Rush into a new relationship has thus enlarge your risk repeating the same mistakes.
Do not revenge
Revenge is one sign that you're not willing to let the former. After all, the purpose of revenge will only hurt yourself. Strive to make ex jealous and so will only make you more grief protracted.
Conduct hobby
If ever you run out of time alone with couples only, this is the time to do the things that you love without thinking about feelings. You can bike, dive, or just spend time in the shopping center to release stress.
 Be grateful
This may sound strange, but rest assured that the separation may be best for you and the former for now. As has been written on the first point, the decision is not separated from hasty decisions, but already thought out. This separation is only possible way to get a better one.

However, the separation should not be a ground to withdraw from social life. Separation is also not a reason to "sell out" themselves to anyone that you find interesting. Believe me, all things happen for a reason. If you feel this separation was very painful, rest assured, time will heal your feelings. Good luck! JJJ

Kamis, 13 Juni 2013

Tulisan 4

Diposting oleh nadiapucino di 05.44 0 komentar
LOST SOMEONE

While I know sadness
Until I want to run away from reality
You come present comfort
You come and bring me the serenity
While I laughed in happiness
Until I forget you are in solitude
You're left with a smile of beauty
You're lost without direction and news
Until I started to lose my sense
And I fret that you will not come
I want to present yourself up to fill the lonely heart
Until now I realize you was my girlfriend who just lost
 

nadiapucino Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea