Rabu, 04 Juni 2014

AI : Tugas Ke 3

Diposting oleh nadiapucino di 22.02 0 komentar
Nama    : Nadia Putri Dewinasari
Npm      : 24210897
Kelas    : 4EB18
Skripsi  :EVALUASI SISTEM  INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN IKATAN AKUNTANSI INDONESIA (IAI) CABANG BEKASI
Skripsi Ditolak 

Perkembangan teknologi saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dan ini telah mendorong masyarakat memasuki era globalisasi informasi. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan yang mempengaruhi segala aspek kehidupan maka daya pikir manusia harus ditingkatkan.
Sistem informasi akuntansi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu informasi perusahaan, karna Sistem Informasi Akuntansi dapat mengelola data menjadi informasi. Dalam mengelola data diperlukan sarana penunjang untuk membantu pengolahan data dengan cepat, dan hasil laporan yang diperlukan suatu lembaga pendidikan memerlukan suatu sistem yang disebut sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi dirancang sedemikian rupa oleh suatu perusahaan sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan informasi akuntansi yang tepat, relevan, dan dapat dipercaya.
Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. (Krismiaji,2010:4)
 Sistem informasi akuntansi merupakan alat penting bagi manajemen untuk menghasilkan aktifitas-aktifitas perusahaan terhadap rencana yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Sehingga rencana pemisahan tugas dapat berjalan secara efisien, efektif dan terarah. Sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data keuangan saja, data non keuangan juga diikut sertakan, karena dalam pengambilan keputusan tidak hanya informasi keuangan saja yang diperlukan, informasi non  keuangan  tentang  suatu  kondisi  dan  keadaan  juga  dapat  dipergunakan  sebagai  pertimbangan  dalam pengambilan keputusan di suatu instansi atau Lembaga Pendidikan.
Sistem informasi ini juga diharapkan dapat mengurangi kesalahan yang terjadi, terutama sistem informasi akuntansi mengenai penerimaan kas saat menghasilkan informasi keuangannya yang sesuai dengan standar akuntansi.
Sistem akuntansi penerimaan kas atau siklus pendapatan merupakan bagian penting dalam siklus akuntansi yang digunakan oleh suatu perusahaan sebagai sarana penunjang kegiatan operasional. Dalam sistem penerimaan kas diperlukan adanya prosedur yang baik yang nantinya akan sesuai dengan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Penerimaan kas yang dilakukan di luar prosedur yang telah ditentukan, akan memungkinkan terjadinya penyelewengan, pencurian dan penggelepan kas.
Sebuah lembaga pendidikan IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) cabang Bekasi merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bergerak dalam bidang jasa non formal. Dalam menjalankan jasa pendidikan, IAI cabang Bekasi melakukan sistem pembayaran uang iuran peserta dari berbagai kalangan, baik dari mahasiswa maupun karyawan. Sistem yang digunakan masih secara manual, dan belum terkomputerisasi. Hal ini membuat pekerjaan menjadi kurang efektif dan efesien, karena pencatatan akuntansi dan pengolahan transaksi yang ada masih dilakukan dengan cara manual, kemungkinan akan terjadi kesalahan pemasukan data dan tidak adanya program khusus yang menangani permasalahan tersebut serta laporan keuangannya belum sesuai dengan standar akuntansi yang seharusnya.
Oleh karna itu, Lembaga pendidikan IAI dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai lembaga pendidikan non formal, dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Karena itu dibutuhkannya sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada sebuah lembaga pendidikan bimbingan belajar IAI, untuk dapat menjaga kelancaran dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas.

KESIMPULAN
Sistem akuntansi penerimaan kas atau siklus pendapatan merupakan bagian penting dalam siklus akuntansi yang digunakan oleh suatu perusahaan sebagai sarana penunjang kegiatan operasional. semakin baik prosedur penerimaan kas yang dilakukan instansi, maka akan semakin dapat dipercaya besarnya akun kas yang dilaporkan pada laporan keuangan instansi tersebut. Disamping itu dengan penerapan prosedur pengelolaan kas yang baik, maka kemungkinan tingkat penyelewengan dan penggelapan kas akan mudah ditelusuri

Sumber:
1)      Kandouw Michael Vendy. 2013.  Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pada P.T Catur Sentosa Adiprana Cabang Manado. Jurnal EMBA
2)      Krismiaji. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Minggu, 27 April 2014

Penerapan IFRS Indonesia

Diposting oleh nadiapucino di 00.30 0 komentar
Nama : Nadia Putri Dewinasari
Npm   : 24210897
Kelas  : 4EB18

Penerapan IFRS di Indonesia

2. A.       Pembahasan

Apakah perlu indonesia mengadopsi IAS/IFRS?
        Perlu, karena Indonesia adalah bagian dari IFAC yang sudah pasti harus mematuhi SMO (Statement Membership Obligation) yang menjadikan IFRS sebagai accounting standard. Seluruh sistem Akuntansi di Indonesia memiliki standar utama yang harus digunakan agar produk dari akuntansi yaitu laporan keuangan  memiliki keseragaman dalam penyajiannya. Indonesia akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012, strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual stategy. Big bang strategi mengadopsi penuh IFS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara-negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara-negara berkembang seperti indonesia.
Selain itu konvergensi IFRS adalah kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 Forum. Pada pertemuan pemimpin G20 di wahington DC, pada 15 November 2008 didapati hasil : “Strengthening Transparency and Accountability” yang kemudian pada 2 April 2009  di London pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk : Strengthening Financial Supervision and Regulation “to call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors and regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a single set of highquality global accounting standards.

Tujuan diterapkannya IAS/FRS di Indonesia
Tujuannya adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang: 
1.      Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
2.      Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3.        Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.

2. B.         Ruang Lingkup
Penyajian Laporan Keuangan Perbankan Syariah
Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah di atur dengan PSAK No. 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah. Oleh karena itu, laporan keuangan harus mampu memfasilitasi semua pihak yang terkait dengan bank syariah. Laporan keuangan disajikan secara lengkap yang terdiri dari komponen-komponen berikut ini: Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Analisis kualitatif pada Laporan Keuangan Bank Syariah Muammalat Indonesia Tahun 2007 adalah sebagai berikut:
a. Neraca
Neraca Bank Syariah Muammalat Indonesia Tahun 2007, jelas telah patuh pada ketentuan ED PSAK 101 paragraf 52 yaitu Neraca bank syariah disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.

b. Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi Bank Syariah Muammalat Indonesia Tahun 2007 setelah dianalisis telah mematuhi ED PSAK 101 paragraf 60, yakni telah disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar dan telah sesuai dengan kriteria yang disyaratkan oleh ED PSAK 101 paragraf 60.

c. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas Bank Syariah Muammalat Indonesia Tahun 2007 setelah dianalisis telah mematuhi ED PSAK 101 paragraf 69, yakni telah disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar dan telah sesuai dengan kriteria yang disyaratkan oleh ED PSAK 101 paragraf 69. Ini dapat dilihat pada paparan tentang Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Arus Kas dari Aktivitas Investasi, Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan, dan berakhir pada Jumlah Kas dan Setara Kas.

d. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas Bank Syariah Muammalat Indonesia Tahun 2007 setelah dianalisis sama dengan Bank Syariah Mandiri, belum sepenuhnya mematuhi ED PSAK 101 paragraf 67, yakni belum menunjukkan hal-hal seperti berikut: a) Belum mencantumkan pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAKterkait diakui secara langsung dalam ekuitas, b) Belum mencantumkan pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.

e. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Bank Syariah Muammalat Indonesia Tahun 2007 setelah dianalisis belum mematuhi ED PSAK 101 paragraf 70-74, karena tidak tercantum pada Laporan Keuangan yang telah diaudit.

f. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
KebajikanLaporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan Bank Syariah Muammalat Indonesia Tahun 2007 setelah dianalisis belum mematuhi ED PSAK 101 paragraf 75-76 dan PSAK 7 butir c, karena tidak tercantum pada Laporan Keuangan yang telah diaudit.

g. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan Bank Syariah Muammalat Indonesia Tahun 2007 setelah dianalisis belum mematuhi ED PSAK 101 paragraf 78-83, karena belum menyajikan secara utuh dan belum menyampaikan keterkaitan bagian-bagian dari Laporan Keuangan mulai dari Neraca sampai dengan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan.

Kesimpulan
Indonesia Perlu mengadopsi IFRS unuk mencapai keseragaman dalam penyajian laporan keuangan dan mengandung informasi yang berkualitas tinggi. Di indonesia yang sudah menerapkan IFRS contohnya adalah Bank syariah Muamalat Indonesia menerapkan PSAK 101. Format laporan keuangan yang digunakan oleh Bank syariah Muamalat Indonesia adalah Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Kepatuhan Laporan Keuangan Bank Syariah Muammalat Indonesia secara prinsip dan implisit telah patuh pada ED PSAK 101 Syariah, kecuali di Laporan Perubahan Ekuitas bank tersebut yang belum mematuhi ED PSAK 101 paragraf 67 dan ED PSAK 101 paragraf 14. Bank Syariah Muammalat Indonesia mengganti peran Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat & Laporan Keuangan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan dengan Lembaga yang dibentuk yaitu LAZ (Lembaga Amil Zakat). Kelangsungan Usaha dan Dasar Akrual dan Kas secara prinsip telah sesuai dengan ED PSAK 101.


Sumber :
4.      Saifudin. Persepsi Kepatuhan Laporan Keuangan BSMI Pada ED PSAK 101.Universitas Semarang


Selasa, 11 Maret 2014

Accounting International (Bab 1)

Diposting oleh nadiapucino di 03.37 0 komentar
BAB  I
PENDAHULUAN 
            Akuntansi mencakup beberapa proses yang luas: pengukuran, pengungkapan dan pemeriksaan (auditing). Pengukuran adalah proses mengidentifikasikan, mengelompokan dan menghitung aktivitas ekonomi / transaksi. Pengungkapan adalah proses di mana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna yang diharapkan. Auditing adalah proses di mana kalangan professional akuntansi khusus (auditor) melakukan atestasi (pengujian) terhadap keandalan proses pengukuran dan komunikasi.

 SUDUT PANDANG SEJARAH
  • Akuntansi bermula dari system pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) yang berawal dari negara-negara kota di Italia pada abad ke 14 dan 15.
  • Adanya keinginan pemerintah Italy untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial.
  • “Pembukuan ala Italy” digunakan untuk membantu para pedagang zaman Fugger dan kelompok Hanseatik di Jerman.
  • Profesi akuntansi publik sudah terorganisasi di Skotlandia dan Inggris selama tahun 1870-an.
    • Akuntansi Inggris menyebar di seluruh Amerika Utara dan wilayah persemakmuran Inggris.
    • Sistem akuntansi Perancis digunakan di Polinesia dan wilayah-wilayah di Afrika.
    • Kerangka pelaporan system Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, Indonesia dan Kekaisaran Rusia.
 SUDUT PANDANG KONTEMPORER
  • Pengurangan yang signifikan atas hambatan perdagangan dan pengendalian modal secara nasional yang terjadi bersamaan dengan kemajuan dalamteknologi informasi.
  • Pengendalian nasional terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing langsung dan transaksi terkait dengan diliberalisasikan secara dramatis.
  • Pemerintahan yang terus berusaha membuka perekonomian terhadap perusahaan swasta, investor dan bisnis internasional.
  • Kemajuan teknologi informasi menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi produksi dan distribusi.
 PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN OPERASI MULTINASIONAL
            Bisnis internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Saat ini perdagangan jasa mendapatkan keuntungan yang lebih signifikan dan berkembang dengan tingkat yang lebit cepat daripada perdagangan barang.
Saat ini, bisnis internasional melebihi perdagangan luar negeri dan meningkatkan asosiasi dengan investasi asing langsung, yang meliputi pendirian system manufaktur atau distribusi di luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya, usaha patungan atau aliansistrategis.

 INOVASI KEUANGAN
Titik utama terletak pada manajemen resiko, yaitu :
  1. Manajemen harus mampu menghadapi gejolak perputaran naik turunnya harga sehingga perusahaan tidak harus berhadapan dengan kerugian ekonomis.
  2. Manajemen harus mampu mempertinggi nilai perusahaan agar dapat menarik investor dan memberikan kepercayaan bagi pemegang saham perusahaan lainnya.
  3. Manajemen harus dapat mengidentifikasi setiap resiko yang rentan serta mengevaluasi hasil strategi manajemen resiko yang dijalankan.
Tampaklah jelas adanya ketergantungan yang ditimbulkan terhadap praktik pelaporan international dan kebingungan yang timbul dari perbedaan pengukuran produk resiko keuangan.

 KOMPETISI GLOBAL
            Salah satu faktor yang menyumbangkan makin pentingnya akuntansi international adalah fenomena kompetisi global. Dibutuhkannya penentuan acuan (benchmarking), suatu tindakan untuk membandingkan kinerja satu pihak dengan suatu standar yang memadai. Dalam penentuan acuan terhadap pesaing international, seseorang harus berhati-hati untuk memastikan bahwa perbandingan yang dilakukan memang benar-benar dapat dibandingkan.

 MERGER DAN AKUISISI LINTAS BATAS NEGARA
            Merger umumnya diringkas dengan istilah sinergi operasi atau skala ekonomi, akuntansi memainkan peranan yang penting dalam kerga konsolidasi ini karena angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses penilaiaan perusahaan. Perbedaan aturan pengukuran akuntansi dapat menimbulkan kesulitan proses penilaian perusahaan yang tidak sebanding dalam pasar untuk memperoleh kendali perusahaan.

 INTERNASIONALISASI PASAR MODAL
  • Data statistik memperlihatkan bahwa dalam arus modal lintas batas negara telah melonjak naik menjadi lebih dari dua puluh kali lipat sejak tahun 1990.
  • Penawaran sekuritas international telah melonjak lebih dari empat kali lipat dalam periode yang sama dan telah melampaui nilai lebih dari 1,5 triliun dollar.
  • Penawaran yang berkenaan dengan pbligasi, pinjaman modal perusanaan dan prasarana utang lainnya juga melonjak naik secara dramatis sejak tahun 1990.
  • Investasi perlindungan dana retail secara mendunia akan mengalami peningkatan hingga 2,5 triliun dollar pada tahun 2010.
  • Federasi Bursa Efek Dunia melaporkan bahwa meskipun jumlah perusahaan domestic yang terdaftar di beberapa tempat meningkat dan di tempat lain justru menurun dalam paruh decade pertama, namun demikian rata-rata volume perdagangan tahunan dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar telah melonjak secara signifikan.
Tiga Wilayah dengan pasar modal terbesar, yaitu :
  1. Benua Amerika : Kapitalisasi pasar di Amerika dalam persentase terhadap total global berada pada posisi 47,5 persen pada awal tahun 2006.
  1. Benua Asia Pasifik : Kapitalisasi pasar sebagai persentase dari produk domestic bruto di Asia terbilang rendah dibandingkan dengan di Amerika Serikat dan beberapa pasar utama Eropa.
  1. Benua Eropa : Perluasan ekonomi secara signifikan turut menyumbangkan pertumbuhan pasar ekuitas Eropa yang cepat selama paruh waktu kedua tahun 1990-an.
 PENCATATAN DAN PENERBITAN SAHAM LINTAS BATAS NEGARA
            Bukti menunjukkan bahwa perusahaan penerbit saham bermaksud melakukan pencatatan lintas-batas di Eropa untuk memperluas kelompok pemegang saham, meningkatkan kesadaran terhadap produk mereka dan/atau membangun kesadaran masyarakat terhadap perusahaan, khususnya negara-negara di mana perusahaan memiliki operasi yang signifikan dan/atau pelanggan utama.
            Derap perubahan yang terjadi di pasar-pasar modal seluruh dunia hingga saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda akan melambat. Salah satu contoh adalah makin bertambah pentingnya konsolidasi dan kerja sama di antara bursa efek dunia. Beberapa pengamat memperkirakan bahwa dalam kurun waktu yang cukup singkat, pasar keuangan dan perdagangan akan didominasi oleh dua atau tiga bursa efek dunia yang beroperasi lintas benua. Seluruh perkembangan ini menghadapkan kita pada situasi yang sangat kompleks bagi regulasi laporan keuangan.


Sumber: Choi, D.S. Frederick., Gary K. Meek.International Accounting.Salemba Empat

Rabu, 08 Januari 2014

TUGAS ETIKA PROFESI AKUNTANSI

Diposting oleh nadiapucino di 02.00 0 komentar

1.      Jelaskan bagaimana audit social independen dan mekanisme perlindungan formal dapat mendorong perilaku etis?
Karna Audit social independen yang mengevaluasi keputusan dan praktik manajemen berdasarkan kode etik perusahaan, meningkatkan kemungkinan rasa takut terungkap. Audit itu dapat berupa evaluasi rutin yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Dan Mekanisme Perlindungan Formal.Organisasi disarankan menyediakan mekanisme formal untuk melindungi karyawan yang mengalami dilema etis agar mereka dapat melakukan hal yang benar tanpa merasakan takut akan dipermalukan di depan umum.

2.      Jelaskan tahapan pengembangan moral Lawrence Kohlberg!
Tahap – tahap perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg :
Dalam penelitiannya Lawrence Kohlberg berhasil memperlihatkan 6 tahap dalam seluruh proses berkembangnya pertimbangan moral anak dan orang muda. Keenam tipe ideal itu diperoleh dengan mengubah tiga tahap Piaget/Dewey dan menjadikannya tiga “tingkat” yang masing-masing dibagi lagi atas 2 “tahap”. ketiga “tingkat” itu adalah tingkat prakonvensional, konvensional dan pasca-konvensional.
Tahap prakonvensional sering kali berperilaku “baik” dan tanggap terhadap label-label budaya mengenai baik dan buruk, namun ia menafsirkan semua label ini dari segi fisiknya (hukuman, ganjaran kebaikan) atau dari segi kekuatan fisik mereka yang mengadakan peraturan dan menyebut label tentang yang baik dan yang buruk. Tingkat ini biasanya ada pada anak-anak yang berusia empat hingga sepuluh tahun.
Tingkat kedua atau tingkat konvensional juga dapat digambarkan sebagai tingkat konformis, meskipun istilah itu mungkin terlalu sempit. Pada tingkat ini, anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau bangsa, dan dipandangnya sebagai hal yang bernilai dalam dirinya, tanpa mengindahkan akibat yang segera dan nyata. Individu tidak hanya berupaya menyesuaikan diri dengan tatanan sosialnya, tetapi juga untuk mempertahankan, mendukung dan membenarkan tatanan sosial itu.
Tingkat pasca-konvensional dicirikan oleh dorongan utama menuju ke prinsip-prinsip moral otonom, mandiri, yang memiliki validitas dan penerapan, terlepas dari otoritas kelompok-kelompok atau pribadi-pribadi yang memegangnya dan terlepas pula dari identifikasi si individu dengan pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok tersebut. Pada tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk merumuskan nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegang pada prinsip-prinsip itu.
Pada tingkat prakonvensional kita menemukan:
Tahap I
Orientasi hukuman dan kepatuhan: Orientasi pada hukuman dan rasa hormat yang tak dipersoalkan terhadap kekuasan yang lebih tinggi. Akibat fisik tindakan, terlepas arti atau nilai manusiawinya, menentukan sifat baik dan sifat buruk dari tindakan ini.
Tahap 2
Orientasi relativis-intrumental: Perbuatan yang benar adalah perbuatan yang secara instrumental memuaskan kebutuhan individu sendiri dan kadang-kadang kebutuhan orang lain. Hubungan antarmanusia dipandang seperti hubungan di tempat umum. Terdapat unsur-unsur kewajaran, timbal-balik, dan persamaan pembagian, akan tetapi semuanya itu selalu ditafsirkan secara fisis pragmatis, timbal-balik adalah soal ”Jika anda menggaruk punggungku, nanti aku akan menggaruk punggungmu”, dan ini bukan soal kesetiaan, rasa terima kasih atau keadilan.
Pada tingkat konvensional kita menemukan:
Tahap 3
Orientasi kesepakatan antara pribadi atau Orientasi ”Anak manis”: Orientasi ”anak manis”. Perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan atau membantu orang lain, dan yang disetujui oleh mereka. Terdapat banyak konformitas dengan gambaran-gambaran stereotip mengenai apa yang diangap tingkah laku mayoritas atau tingkah laku yang ’wajar’. Perilaku kerap kali dinilai menurut niat, ungkapan ”ia bermaksud baik” untuk pertama kalinya menjadi penting dan digunakan secara berlebih-lebihan. Orang mencari persetujuan dengan berperilaku ”baik”.
Tahap 4
Orientasi hukum dan ketertiban: Orientasi kepada otoritas, peraturan yang pasti dan pemeliharaan tata aturan sosial. Perbuatan yang benar adalah menjalankan tugas, memperlihatkan rasa hormat terhadap otoritas, dan pemeliharaan tata aturan sosial tertentu demi tata aturan itu sendiri. Orang mendapatan rasa hormat dengan berperilaku menurut kewajibannya.
Pada tingkat pasca-konvensional kita melihat:
Tahap 5
Orientasi kontrak sosial legalistis: Suatu orientasi kontrak sosial, umumnya bernada dasar legalistis dan utilitarian. Perbuatan yang benar cenderung didefinisikan dari segi hak-hak bersama dan ukuran-ukuran yang telah diuji secara kritis dan disepakati oleh seluruh masyarakat. Terdapat suatu kesadaran yang jelas mengenai relativisme nilai-nilai dan pendapat-pedapat pribadi serta suatu tekanan pada prosedur yang sesuai untuk mencapai kesepakatan. terlepas dari apa yang disepakati secara konstitusional dan demokratis, yang benar dan yang salah merupakan soal ”nilai” dan ”pendapat” pribadi. hasilnya adalah suatu tekanan atas ”sudut pandangan legal”, tetapi dengan menggarisbawahi kemungkinan perubahan hukum berdasarkan pertimbangan rasional mengenai kegunaan sodial dan bukan membuatnya beku dalam kerangka ”hukum dan ketertiban” seperti pada gaya tahap 4. Di luar bidang legal, persetujuan dan kontrak bebas merupakan unsur-unsur pengikat unsur-unsur kewajiban. Inilah moralitas ”resmi” pemerintahan Amerika Serikat dan mendapatkan dasar alasannya dalam pemikiran para penyusun Undang-Undang.
Tahap 6
Orientasi Prinsip Etika Universal: Orientasi pada keputusan suara hati dan pada prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri, yang mengacu pada pemaham logis, menyeluruh, universalitas dan konsistensi. Prinsip-prinsip ini bersifat abstrak dan etis (kaidah emas, kategoris imperatif). Prinsip-prinsip itu adalah prinsip-prinsip universal mengenai keadilan, timbal-balik, dan persamaan hak asasi manusia, serta rasa hormat terhadap martabat manusia sebagai personal individual.

3.      Jelaskan pendekatan “wortel dan tongkat” atau the carrot and stick concept!
wortel, menggambarkan seandainya motivasi anda muncul karena didorong mendapatkan kesenangan. Kesenangan bisa berarti anda mendapatkan uang, reward, bonus, komisi, atau yang intinya mendatangkan kenyamanan. 
Sedang bagi anda yang memilih tongkat menunjukkan kalau motivasi dalam diri anda cenderung muncul karena didorong oleh ketakutan. Artinya, anda akan jadi lebih bersemangat kalau anda sedang misalnya dibayang-bayangi ketakutan seperti takut jatuh miskin, takut digigit anjing sehingga anda bisa melompati pagar yang tinggi, dan berbagai ketakutan lainnya. Intinya anda lebih termotivasi untuk menghindari hal yang tak anda inginkan menimpa diri anda.
Apapun kemudian jenis sumber pendorong motivasi dalam diri anda, anda harus mengenalinya. Ini penting sebab dengan mengenali apa yang menjadi penyulut motivasi anda, anda tahu bagaimana cara membangkitkan motivasi dalam diri anda.
Contoh misalkan anda lebih termotivasi mendapatkan kesenangan, maka anda bisa pasang gambar rumah mewah impian anda di tembok dekat tempat tidur misalnya. Sedangkan bagi anda yang lebih termotivasi karena ketakutan, mungkin anda bisa pasang gambar rumah reyot yang tak ingin anda tempati. Setiap kali anda melihat gambar tersebut, percayalah anda akan bersemangat melakukan apa yang harusnya anda lakukan. Rasa malas akan sirna dari diri anda.

4.      Carilah beberapa contoh perilaku tidak etis minimal 5!
Contoh perilaku tidak etis :
   1)      Penjualan produk ke luar negeri yang sudah terbukti merusak kesehatan dan tidak diperbolehkan   didalam negeri.
  2)    Perusahaan makanan bayi yang memaksakan suatu formula bagi bayi dibanyak negara miskin sementara air susu ibu akan lebih sehat bagi bayi.
    3)      Mengambil barang-barang kantor untuk dibawa pulan.
    4)      Berbohong dengan alasan sakit untuk menutupi pekejaan yang tidak beres. 
   5)       Perusahaan membayar upah pekerja yang rendah dibeberapa negara berkembang untuk membuat sepatu mereka yang berharga tinggi.
    6)      Penipuan produk yang tidak sesuai dengan yang ditawarkan.
    7)      Penjualan produk yang sudah kadarluwarsa.

Contoh Perbuatan yang Tidak Etis Dalam Penerapan atau Penggunaan Teknologi Informasi :
1)            Menggunakan perangkat komputer untuk membahayakan orang lain.
2)            Mencampuri pekerjaan komputer orang lain. 
3)            Mengintip file orang lain.
4)            Menggunakan perangkat komputer untuk pekerjaan ilegal.
5)            Menggunakan perangkat komputer untuk membuat kesaksian palsu.
6)            Menggunakan atau menyalin perangkat lunak yang belum dibayar. 
7)            Menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorasi 
8)            Mengambil hasil intelektual orang lain untuk diri kita sendiri atau orang lain 
9)            Tidak memikirkan akibat sosial dari program yang kita tulis. 
10)       Tidak menggunakan komputer dengan cara yang menunjukan tenggang rasa.


5.      Apa yang dimaksud dengan :
a.       Penyimpangan ditempat kerja adalah perilaku tidak etis yang melanggar norma-norma organisasi mengenai benar atau salah.
b.      Penyimpangan hak milik adalah Perilaku tidak etis terhadap harta milik perusahaan. Misalnya: menyabot, mencuri atau merusak peralatan, mengenakan tarif jasa yang lebih tinggi dan mengambil  kelebihannya, menipu jumlah jam kerja, mencuri dari perusahaan lain.
c.       Penyimpangan politik yaitu menggunakan pengaruh seseorang untuk merugikan orang lain dalam perusahaan. Misalnya: mengambil keputusan berdasarkan pilih kasih dan bukan kinerja, menyebarkan kabar burung tentang rekan kerja, menuduh orang lain atas kesalahan yang tidak dibuat.
d.      Penyimpangan produksi adalah Perilaku tidak etis dengan merusak mutu dan jumlah hasil produksi. Misalnya: pulang lebih awal, beristirahat lebih lama, sengaja bekerja lamban, sengaja membuang-buang sumber daya.

http://blog.stie-mce.ac.id/rina/2011/11/14/etika-manajerial/
 

nadiapucino Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea